Saham BRIS anjlok setelah merger, ini penyebabnya
Seperti yang kita ketahui saham BRIS semakin hari semakin terkenal, hal ini di karnakan saham ini mempunyai prospek yang menarik, menarik karena banyak sentimen positif yang bisa membuat harga sahamnya meningkat pesat, mulai dari market cap bank syariah Indonesia yang begitu besar hingga calon nasabah yang sangat banyak
Bank syariah telah di tampuk oleh pemerintah sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia dan dunia, baik dari segi aset hingga ruang kerja, di mana bank syariah Indonesia ini sangat penting untuk pertumbuhan aset syariah, yang mana Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah penduduk islam terbesar di dunia
Mendapati fakta di atas, tentu kita akan beranggapan bahwa saham BRIS akan naik tinggi kedepannya, bahkan bisa menyaingi saham bank konvensional, seperti halnya saham BBRI, BMRI, BBTN, BBKP dan seterusnya. Namun belakangan ini saham BRIS anjlok setelah merger, ternyata ada beberapa penyebab anjloknya saham BRIS, antara lain yaitu
1. saham ini mempunyai fundamental yang belum baik, sehingga investor asing masih takut untuk berinvestasi di dalamnya, sekalipun aset bank syariah Indonesia ini sangat besar, bahkan melebihi market cap bank BNI
2. saham ini terlalu mahal bagi sebagian investor, bahkan menurut saya harga wajarnya setelah merger Cuma sebesar Rp. 1000 perlembar sahamnya, sedangkan sekarang saham BRIS telah naik gila-gilaan, bahkan berada di atas Rp. 2000 perlembarnya, tentu harga ini terlalu premium bagi kita yang ingin mendapatkan imbal hasil yang baik dari investasi saham
3. tekanan IHSG yang tinggi, kita tahu bahwa IHSG di tahun 2020 sangat tertekan bahkan memasuki tahun 2021 IHSG terus mengalami tekanan, hal inilah yang membuat harga saham BRIS juga ikut tertekan
4. saham ini masih belum ada penambahan saham baru, sehingga masih mudah di goyahkan oleh investor asing, oleh karena itu, tidak sedikit investor ritel yang menjual sahamnya terlebih dahulu sembari menunggu kebijakan pemerintah yang selanjutnya
5. Bank syariah di Indonesia masih belum di ketahui kinerja dari semua bank yang di merger, mulai dari BNI syariah, Mandiri syariah hingga BRI syariah, sehingga kita belum tahu apakah bank ini akan untung atau rugi setelah melakukan merger, karena beban operasional bank cukup besar untuk saat ini
6. bandar asing mulai keluar dari saham BRIS, bandar asing telah masuk ke saham BRIS saat harganya Rp. 400 perlembarnya, jadi wajar saja bandar asing terus melakukan distribusi, jadi jangan heran jika harga sahamnya semakin hari semakin merosot
7. kepemilikan masyarakat yang begitu kecil, sekitar 4 %, kepemilikan masyarakat yang sementara ini masih 4 %, ini artinya kepemilikan masyarakatnya masih sangat kecil, itulah kenapa banyak investor yang khawatir dan menjual sahamnya untuk sementara ini dan akan masuk lagi jika ada penambahan saham baru dan kepemilikan masyarakatnya sudah di atas 7 %
Oke, sahabat investor Indonesia, saya rasa itulah sedikit pembahasan tentang mengapa saham BRIS anjlok dan penyebabnya, semoga apa yang saya sampaikan di atas bisa bermanfaat untuk kita semua, akhir kata saya ucapkan sekian dan terima kasih
Penulis : Kuanyu
Post a Comment for "Saham BRIS anjlok setelah merger, ini penyebabnya"
terima kasih sudah berkomentar